Mengenai Saya

Foto saya
Tukang Desain - Tukang Gambar Kartun - Tukang Foto Pemandangan Bagus - [Cukup] Bisa Nyayi - Pemain Gitar Gagal - Paramore - prn's

Senin, 11 Maret 2013

Dream's code

Perempuan itu kini duduk di bangku cafe sendirian. Bola matanya yang coklat menatap kosong ke arah depan. Entah apa yang ditunggunya sejak tadi. Lemon tea  yang dipesannya sedari tadi sudah tidak tampak memenuhi gelas kaca. Tiba-tiba ia berdiri sigap saat seorang lelaki membuka pintu cafe. Dengan langkah pincang dan penuh emosi, tamparan perempuan itu mendarat dengan mulus di pipi lelaki tadi. Didepan banyak pasang mata, si perempuan tak merasa bersalah sedikitpun sudah menyakiti lelaki itu. Dengan suara pelan  dan menahan rasa sakit, ia berkata "Fe, maafin gue"

Tanpa menggubris perkataan lelaki itu, si wanita bermata coklat tadi segera membayar pesanannya dan meninggalkan cafe.

---

(2 bulan yang lalu)
"Happy birthday Fe!" ucap seorang perempuan bertubuh tinggi dengan rambut coklat yang keriting. Matanya sipit sepadan dengan kulitnya yang putih. Ya, dia memang Miiko. Dia adalah gadis asal Jepang yang merupakan sahabat terbaik Fe.
"Hmm ya makasih Miik" jawabnya. Fe adalah gadis polos yang terlalu "dingin" dengan keadaan. Nama lengkapnya adalah Ferisha. Dia gadis blasteran Amerika-Korea yang saat ini tinggal di Indonesia.
Entah apa yang membuat Fe menjadi secuek ini. Walaupun berwatak cuek, tapi dia tidak pernah secuek ini, apalagi di hari ulang tahunnya. Tapi, kali ini memang itu kejadiannya. Ulang tahunnya sendiri tidak menarik perhatiannya. Miiko memutar otak. Biasanya Fe benar-benar tidak mempedulikan keadaan jika ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Pasti!

"Ada sesuatu? Iyakan? Lo harus cerita. Gue nggak pengen lo lupa traktir gue karna lo sendiri lupa gimana caranya ceria di hari ulang tahun!" Miiko mencoba membuka percakapan
"oke gini..." Fe menarik nafas
"semalam gue mimpi aneh! anehnya pangkat 2! Gue ngeliat semua orang yang benci gue nangis buat gue sedangkan orang yang sayang sama gue nggak kenapa-napa. Abis itu gue jalan dekatin mereka, anehnya gue nggak bisa jalan lurus. Gue pincang! terus waktu gue ngapus air mata mereka, tangan gue jadi hitam, terus tiba-tiba ada truk gede yang lewat di depan mereka, dan truk itu nabrak gue! tapi gue nggakpapa. gue, gue ngerasa mimpi itu real banget. abis itu gue nggak bisa ngeliat apa-apalagi karna sekeliling gue hitam" Fe menyelesaikan ceritanya
"Fe sayang, lo terlalu drama! Lo pikir truk gede bakal nabrak lo terus kaki lo pincang? terus lo koma gitu? terus lo disuruh ngumpulin air mata? terus lo ngeliat air mata yang fake itu warna hitam? Ah kenapa nggak shooting 49 days aja lo? Udah ah nggak usah terlalu dipikirin. Yuk cabut, bel udah ngusir kita daritadi" jawaban yang memang sudah disangka Fe akan terlontar dari mulut kecil Miiko
"Anjir banget, bilang aja lo lapar pakai nyepelein mimpi gue. Yaudah serah lo. Yuk ah"
Fe paham dengan sahabat gilanya itu. Lapar perutnya lebih penting dari apapun. Ya, jadi emang percuma minta saran Miiko kalau lagi lapar. Hasilnya nol besar

---

Mereka menuju ke parkiran. Di depan mereka ada 2 orang laki-laki yang nggak asing lagi buat Fe dan Miiko. Ya itu Cleo dan Frick. Mereka berdua adalah haters terbesar yang membuat hidup Fe cukup sengsara di sekolahnya. Anehnya, mereka tidak pernah puas untuk mengerjai Fe, bahkan untuk sesuatu berbahaya sekalipun. Alasannya simple, Cleo marah kepada Fe karna ayahnya dipecat oleh ayah Fe, sedangkan Frick marah hanya karna dia ditolak Fe. Miris

Melihat Cleo dan Frick sedang berbicara serius, Fe menyuruh Miiko masuk ke mobil duluan, sedangkan dia bersembunyi dibalik pohon, tujuannya ya menguping pembicaraan mereka. Siapa tau itu rencana jahat untuk Fe berikutnya. Jadi kalau Fe tau lebih awal, dia nggak akan terjebak. Fe pun mendengar dengan seksama

"Oke Frick, tugas lo simple. Siapin mobil buat rencana terakhir kita. Lo siapin mobil itu sampai sesiap-siapnya. Tugas gue ngehubungin Frans, dia yang bawa mobilnya. Kebetulan dia satu feeling sama kita. Dia dekat sama Fe cuma untuk hartanya doang. Jadi dia bersedia untuk ngelancarin misi terakhir kita ini" Cleo memberi penjelasan
"Hebat juga si Frans, sinetron juga dia ya. Oke, masalah mobil aman. Tinggal nunggu waktu, kita berdua maksud gue bertiga akan tertawa lepas. Hahaha" Frick tertawa licik

Fe terkejut mendengarnya. Nggak ada sedikitpun ia kepikir kalau Frans, laki-laki yang hampit jadi cowoknya, dekat dengannya hanya karna harta? Hati Fe remuk. Ingin dia memaki Frans saat itu juga. Tapi apadaya Frans sudah pulang dan Miiko sudah lama menunggu di mobil. Fe bergegas ke mobilnya. Saat itu pula otaknya berpikir, mobil apa gunanya? apa hubungannya dengan Frans? Misi terakhir? pertanyaan itu tiba-tiba muncul di kepala Fe. Fe ingat mimpinya. Dia akan ditabrak truk dan pincang. Apa mungkin misi mereka? tapi apa mereka setega itu kepada Fe? dari kaca mobil, Miiko memanggil Fe yang jalannya semakin lambat. Fe pun mempercepat langkahnya dan berangkat menuju sebuah cafe.

---

"Eh sumpah, dompet gue di mobil Miik, gimana bayarnya? uang disaku gue mah nggak cukup bayarin makan kebo lo ini"
"serahdeh ya. Mending lo ambil sebelum lo jadi pegawai cafe hari ini" jawab Miiko santai

Fe meninggalkan cafe menuju parkiran. Mobilnya ia parkirkan tak jauh dari pintu cafe. Tapi saat ingin menyebrang ke mobilnya, tiba-tiba mobil sedan hitam membunyikan klaksonnya dan melaju dengan kecepatan tinggi. Fe melihat ke arah mobil itu dan Frans! dia yang mengemudikan mobil itu. Beberapa detik kemudian, Fe terlempar jauh dan tubuhnya terhempas ke tanah. Kepalanya mengeluarkan darah segar. Sempat Fe berteriak memanggil Frans yang lari dari mobil itu sebelum ia benar-benar tak sadarkan diri.

Miiko yang terduduk lemas karna kekenyangan, merasa cemas karna Fe tidak kembali sejak tadi. Dia segera menyusul Fe keluar untuk memastikan Fe baik-baik saja. Tapi apa yang didapatnya, sekerumunan orang bergidik ngeri melihat sesuatu ditengah-tengah mereka. Miiko berfirasat buruk. Segera ia berlari kearah kerumunan itu dan saat itu pula, Miiko berteriak histeris saat sahabat terbaiknya tergolek tak berdaya disana. tubuhnya berlumuran darah. Secepat mungkin ia membawa Fe ke Rumah Sakit.

---

"Tante, Om! Maafin Miiko, Miiko nggak tau siapa yang nabrak Fe!" Miiko meminta maaf kepada orang tua Fe sambil menangis terisak-isak
"nggakpapa nak, nggakpapa. Kita berdo'a demi kesembuhan Fe ya" jawab mama Fe sambil memeluk Miiko
Semenjak kejadian itu, Fe dinyatakan koma. Sudah seminggu ini Fe tertidur di Rumah Sakit. Orang-orang berganti menjenguk Fe.

Sebulan kemudian seorang laki-laki bertubuh tegap datang ke ruma sakit. Miiko yang saat itu sedang menjaga Fe, mulai terbawa emosi.
"oh, lo baru datang? Fe yang hampir jadi cewek lo koma sejak sebulan yang lalu! lo baru jenguk dia sekarang!" bentak miiko
"apaan sih lo? gue sibuk. masih untung gue jenguk dia. Daripada nggak gue jenguk sama sekali" jawab Frans ketus
"Jangan dekatin sahabat gue lagi. Oh iya, selamat ya yang baru jadian. Semoga langgeng!"
"Makasih banget ya. Oh iya, tolong bilang ke Fe kalau udah sadar, jangan dekatin gue lagi. Gue udah punya pacar yang lebih kaya dari dia. Dasar penyakitan!" Frans pergi begitu saja. Ia tidak merasa bersalah mengucapkan kata-kata seperti tadi
"STFU!" Miiko menutup pintu ruang inap Fe. Dia menangis kenapa masalah baru datang kepada Fe.

Malamnya, Miiko tetap menjaga Fe. Dia mengistirahatkan badannya di sofa. Malam itu dia bermimpi bertemu Fe. Fe memakai baju serba putih. Miiko memeluk Fe. Saat itu Fe berkata "Miik, lo yang bisa bantu gue. Lo buka hp gue dan lo cari voice note sebulan yang lalu sebelum kita pergi ke cafe. Disana ada bukti yang bisa masukkin Cleo dan Frick ke penjara. Masalah Frans biar gue yang ngurus". Perlahan Fe menjauh dan menghilang dari mimpi Miiko. Miiko tersentak. Segera dicarinya hp Fe. lalu ia mendengar voice note tentang percakapan Cleo dan Frick. Tiba-tiba Miiko teringat mimpi Fe yang pernah diceritakannya saat itu. Fe memang akan kecelakaan. Mimpi ini adalah pesan!
Keesokan harinya, Miiko melaporkan Cleo dan Frick ke polisi. Mereka berdua pun ditahan dengan hukuman penganiayaan selama 5 tahun. Urusan ini belum selesai. Frans juga harus masuk ke penjara pikir Miiko. Tapi ia membiarkan Fe saja yang menyelesaikan urusan itu

---

(Present day)
"Fe seneng banget gue lo udah sembuh sekarang. tapi kaki lo..."
"udahlah Miik, kaki gue bakal sembuh kok. Ini juga dalam masa penyembuhankan. Pincang beberapa bulan nggak masalah kali" jawab Fe
"Fe, ternyata mimpi lo serius. Sorry gue nyepelein cerita lo"
"Lo sih, laper nggak ngedengerin gue kan. Haha. Oh iya, mending lo tunggu di mobil. Biar gue aja yang buat perhitungan sama Frans. Tenang gue aman kok"

beberapa menit kemudian Frans muncul di pintu cafe. Fe yang memendam emosinya sejak dua bulan yang lalu langsung menampar Frans
"lo nggak tau terima kasih ya. Lo manfaatin gue terus lo nabrak gue?"
"Fe, maafin gue. Gue disuruh Cleo sama Frick"
"ya terus menurut lo gue nggak tau? Gue tau lo dekat sama gue cuma karna harta gue! terus..."
"Lo pikir banyak yang seneng sama lo? Lo itu sombong! Gue dekat sama lo juga disuruh orang sekolah! Semua orang benci sama lo termasuk Miiko! lo mesti mikir lo terlalu mengumbar kekayaan!"
Fe terkejut! Miiko juga benci? Mana mungkin! itu mustahil.
"Miiko, benci sama lo, cuma dia tahan aja karna dia orang yang paling tulus temenan sama lo! dia sayang sama lo! tapi kadang lo egois dan cuek sama dia!"
Fe berlari ke arah mobilnya. dengan manahan rasa sakit di kakinya, ia menyuruh Miiko turun dari mobilnya. Fe melaju dengan kecepatan tinggi dan PAASH! mobilnya remuk dihantam oleh truk besar!

----

"Miiko!" Fe terbangun dari tidurnya.
Di cafe itu dia tertidur, terlalu mengantuk menunggu Frans. Sebuah brosur cafe menempel di keningnya. Di minumnya lemon tea yang dipesannya tadi. Hmm sudah tidak dingin. Berapa lama aku menunggu? Lalu ia ingat dengan mimpi singkatnya tadi. Semua ini terjadi karna gue sombong. Semua orang benci gue karna gue sombong. Ini semua salah gue. Nggak gue nggak perlu masukin Frans ke penjara. Fe menatap kosong sampai Frans muncul di pintu cafe. Dengan segera Fe menampar Frans dan Fe rasa itu cukup impas untuk kesalahan Frans. Fe membayar pesanannya dan segera Fe menuju mobil dan memeluk Miiko.
"Miiko, gue minta maaf karna gue egois. Please jangan benci sama gue. Gue tau yang paling tulus temenan sama gue cuma lo. Please maafin gue" Fe mulai meneteskan air mata
"That's fine Fe. I'll be with you forever"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar